BIM MEDIA

Kemampuan CDE antara lain:

• Memiliki kemampuan untuk menyimpan dan membuka model 3D dari bermacam format file untuk mempermudah me-riview desain serta memberikan catatan pada desain.
• Dapat sebagai central file pada proses kolaborasi, sehingga bagi user yang bekerja secara kolaborasi dapat melakukannya dimana saja.
• Sebagai sarana komunikasi antara pihak yang terlibat pada suatu proyek seperti Konsultan, Kontraktor, dan Owner.
• Sebagai sarana proses pengajuan dokumen atau approval dokumen secara digital menggantikan cara konvensialan yang menggunakan kertas.
• Mempunyai fitur hirarki akses (permission) bagi pengguna/user terhadap akses informasi.
• Dapat menyimpan riwayat versi sebuah model, dan mampu membandingkan perubahan antar versi tersebut

Untuk lebih jelasnya mengenai Clash Detection dapat melihat pada video berikut:

BIM Execution Plan (BEP) adalah dokumen pegangan yang disetujui oleh pemilik proyek untuk memandu Tim Proyek mencapai tujuan dan sasaran, termasuk deliverable BIM dalam rentang waktu pelaksanaan proyek. Secara khusus dokumen ini menetapkan peran dan tanggung jawab anggota proyek dalam penggunaan BIM pada setiap tahapan proyek yang berisi hal-hal teknis dan detail terkait deliverable dan prosesnya, yang mana terkait dengan proses pembuatan, koordinasi, distribusi informasi.

BEP pada umumnya dibuat pada awal pelaksanaan proyek dan dapat diperbaharui (update) untuk mengakomodasi anggota baru atau jenis penggunaan BIM baru dalam suatu proyek. Semua pembaruan harus mendapat persetujuan dari pemilik proyek dan BIM Manager.

Dalam dokumen BEP, umumnya berisi hal-hal berikut:

1. Informasi Proyek
2. Anggota Pelaksana Proyek
3. Tujuan Proyek dan Penggunaan BIM di Setiap Tahapan Proyek
4. Deliverable BIM di Setiap Tahapan Proyek
5. Pembuat Model (Model Author) dan Pengguna Model (User) untuk Setiap Deliverable BIM
6. Elemen-elemen Model, Tingkat Kelengkapan Informasi (Level of Development/LOD) dan atribut untuk setiap Deliverable BIM
7. Proses pembuatan model BIM, pemeliharaan dan kolaborasinya
8. Protokol atau prosedur distribusi informasi, format submisi
9. Sarana dan prasarana, software yang digunakan.

DESKRIPSI:  

• Mempelajari mengenai file dan tipenya, serta melakukan penggabungan file.
• Seleksi objek dan membuat grup.
• Membuat penjadwalan projek dan animasinya pada model (timeliner).
• Pengecekan objek bertabrakan (clash-detection).
• Penyajian model dengan membuat animasi walkthrough.
• Membuat model tampak fotorealistik (rendering)

Berikut ini beberapa keuntungan yang didapat ketika mengadopsi BIM pada proyek:

1. Lebih Mudah Dipahami

Dengan visualisi permodelan secara 3D maka memudahkan pehamanan terhadap design yang dibuat, terutama bagi beberapa member yang tidak memiliki latar belakang engineering.

Bahkan untuk saat ini penyajian terhadap desain dapat menggunakan VR dan AR.

2. Mengoptimalkan Proses Design

Pada proses pengajuan design biasanya kita membuat beberapa alternatif design, atau biasanya dari owner meminta perubahan design tersebut, dan proses itu biasanya berulang. Jika kita menggunakan cara konvesional (CAD) setiap proses perubahan design itu akan memakan waktu karena kita harus merubah di semua tampak (denah, potongan, rendering, dll), tetapi jika kita menggunakan BIM kita cukup mengubahnya di salah satunya maka akan mengubah keseluruhannya bahkan sampai dengan informasi quantiti, hal ini akan berdampak terhadap kecepatan proses design.

3. Mengurangi kesalahan

Kita dapat mengetahui jika ada permasalahan, seperti jika terjadi tabrakan antar model disiplin (Clash) atau ada yang kurang dari permodelan juga bisa kelihatan, sehingga kita bisa segera memperbaiki di design.

4. Meningkatan proses penjadwalan

Dengan BIM kita dapat menggabungkan antara model dengan penjadwalan pekerjaan sehingga mendapatkan suatu animasi tahapannya, dari situ kita dapat mengoreksi prosesnya dan melakukan perbaikan sehingga prosesnya menjadi lebih efektif.

5. Dapat memprediksi biaya

Kita dapat mengeluarkan informasi jumlah masing-masing elemen (komponen) maupun volume material dari model yang kita buat sehingga kita dapat lebih memprediksi biaya suatu proyek.

Di beberapa negara sudah terdapat regulasi mengenai penggunaan BIM (Building Information Modelling), seperti di Inggris (UK) terdapat BSI yang mengatur standarisasi untuk implementasi BIM dari tahun 2016, dan di Singapura sudah ada BCA (Building and Construction Authority).

Di Indonesia sendiri sebenarnya BIM sudah ada sejak 2018, tetapi masih terbatas bangunan konstruksi milik pemerintah. Perkembangan BIM di Indonesia tergolong cepat karena belakangan ini baik swasta maupun pemerintah sudah banyak yang mengadopsi BIM pada proses pembangunannya.

Mengenai regulasi BIM di Indonesia sendiri, di tahun 2021 sudah ada Peraturan Pemerintah yang menyebutkan BIM, seperti dibawah ini:

sumber: https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/161846/pp-no-16-tahun-2021

Dan di Peraturan Menteri PUPR juga sudah disebutkan secara detail mengenai poin-poin penilaian penggunaan BIM, seperti dibawah ini:

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 9 TAHUN 2021
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN

sumber: https://jdih.pu.go.id/detail-dokumen/2882/1

Seperti itu perkembangan BIM saat ini.. sekarang mari kita kembangkan pengetahuan dan kemampuan kita sendiri mengenai BIM.

 BIM MODELLING